SPG Asal Surabaya Ini Pakai Obat Agar Lebih Kuat, 5 Wanita Prostitusi Online Langganan Orang Penting kena grebeg

SPG Asal Surabaya Ini Pakai Obat Agar Lebih Kuat

Eri Dwi Jayanti (28) ini menggunakan sabu-sabu agar kuat kerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG).

Wanita asal Jemur Ngawinan ini ditangkap polisi di kamar kos di Jalan Jojoran Baru, Surabaya.

“Kami temukan tersangka di kamar kos nomor 9,” beber Kompol Memo Ardian, Kasatresnarkoba Polrestabes Surabaya, Sabtu (2/11/2019).

Petugas menyita alat isap sabu-sabu, dan pipet berisi sisa sabu-sabu.

“Total berat bersama pipetnya sekitar 2 gram,” lanjut Memo.

Kepada petugas, Eri mengaku mendapat sabu-sabu itu dari temannya.

“Katanya, dia menggunakan sabu-sabu untuk menambah stamina kerja. Dia baru sebulan menggunakan sabu-sabu,” tandas Memo.

5 Wanita Prostitusi Online Langganan Orang Penting kena Grebeg

Lima wanita muda diamankan pihak kepolisian bersama dengan tiga orang pria dewasa di Hotel Kelas Melati, Tasikmalaya.
5 Wanita Prostitusi Online Langganan Orang Penting kena Grebeg
Lima wanita dan tiga orang pria tersebut diamankan lantaran melakukan bisnis prostitusi online yang melibatkan gadis di bawah umur.

Dari pengakuan salah satu wanita yang diamankan pihak kepolisian, pelanggannya berasal dari berbagai kalangan, termasuk pejabat daerah, politisi, hingga pengusaha.

Dilansir dari Kompas.com dan Tribun Jabar, bisnis prostitusi online ini terbongkar setelah polisi menggerebek delapan orang di sebuah hotel.

Dilansir dari Kompas.com dan Tribun Jabar, bisnis prostitusi online ini terbongkar setelah polisi menggerebek delapan orang di sebuah hotel.

Kelima wanita yang terlibat masing-masing berinisial WI (22) warga Karangnunggal, AY (17) warga Cihideung, FI (18) warga Garut, FE (16) warga Cihideung, dan RI (17) warga Indihiang.

Sementara dua orang pria merupakan mucikari bisnis haram ini, dan satu lainnya merupakan konsumen.

Dua mucikari yang ditangkap polisi adalah  AZ (29) dan AR (20).

Keduanya menawarkan jasa pelayanan seksual gadis-gadis di bawah umur tersebut melalui chat media sosial.

Sementara itu, menurut pengakuan lima wanita yang diamankan polisi, mereka mengatakan baru dua bulan melakoni pekerjaan ini.

Faktor ekonomi menjadi alasan utama yang melatarbelakangi wanita-wanita muda tersebut untuk bekerja di bidang seks komersil.

Kendati baru dua bulan beroperasi, salah satu dari kelima wanita tersebut mengaku mendapatkan keuntungan yang cukup baik.

Seperti diterangkan WI (17) yang mengaku mampu melayani satu sampai dua pria yang menjadi pelanggan tetapnya.

Di hari weekend, WI setidaknya melayani dua pria hidung belang yang sudah menjadi langganannya.

Sementara itu, WI juga menambahkan jika pelanggannya berasal dari beragam kalangan dan profesi, bahkan ada yang beradal dari pejabat hingga pengusaha.
"Dalam sehari paling melayani dua pria, itu pun kalau weekend. Karena kalau hari biasa paling hanya satu pelanggan.

Pelanggan para pejabat dan politikus serta pengusaha di Tasikmalaya," ungkap WI seperti yang dikutip dari Kompas.com, Kamis (31/10/2019).

WI bersama rekan-rekannya mengaku ditawarkan oleh kedua mucikari mereka via media sosial WhatsApp.

Meski baru dua bulan beroperasi, nyaris setiap hari WI selalu mendapatkan pelanggan.

Tarif kencan yang ia patok pun beragam tergantung waktu transaksi yang disepakati.

Mulai dari BO, Open, Short Time hingga Long Time.

Dalam sehari, normalnya WI bisa mengantongi Rp 700 ribu per transaksi untuk jasa Short Time.

Namun bila jasa yang disewa adalah Long Time, WI bisa mendapatkan bayaran hingga Rp 2,7 juta.

Para mucikari yang menjajakannya akan mendapat jatah Rp 50 ribu dari setiap transaksi.

"Untuk sekali kencan tarif kami mulai 500 sampai 700.000. Sementara kalau melayani seharian Rp 2,7 juta, itu sudah sama kamar hotel," ungkap WI.
Penggerebekan yang dilakukan Polres Tasikmalaya Kota ini berawal dari laporan pihak hotel.

Kelima wanita ini terpergok kerap gonta-ganti memasukkan pria yang berbeda-beda secara bergantian dalam satu kamar.

Pihak hotel yang mencurigai gerak-gerik kelima wanita ini pun langsung melapor ke pihak kepolisian.

"Awalnya ada informasi kecurigaan dari pihak hotel melihat di sebuah kamar yang diisi oleh beberapa orang dan berganti-ganti laki-laki," ungkap Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Dadang Sudiantoro didampingi Kasat Sabhara AKP Dian Rosdiana seperti yang dikutip Sosok.ID dari Kompas.com, Kamis (31/10/2019).

Usai mendapatkan laporan tersebut, pihaknya pun langsung melakukan pengecekkan.

Dan benar saja, saat digerebek, kelima wanita tersebut berada di dalam 1 kamar berdesakkan dengan tiga pria lainnya.
Tak hanya mengamankan kedelapan orang yang terlibat kasus prostitusi online, pihak Polres Tasikmalaya pun berhasil mengamankan sejumlah barang bukti berupa alat kontrasepsi.

"Benar saja, di salah satu kamar ditemukan lima orang perempuan dan tiga orang laki-laki.

Ditemukan juga sejumlah alat kontrasepsi. Selanjutnya mereka dibawa ke Mapolres Tasikmalaya Kota untuk ditindaklanjuti," lanjut AKP Dadang Sudiantoro.

Kini kedelapan orang tersebut tengah diperiksa untuk ditindak lanjuti.

Bila benar terbukti terlibat kasus prostitusi online, kedelapan orang tersebut akan dikenai Pasal 2 dan 6 Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang tindak pidana Perdagangan Orang dengan ancaman kurungan paling sedikit 3 tahun dan paling lama 15 tahun penjara.

Sumber: Jawapos.com | Kompas.com | tribunnews.com
Bagikan:

Posting Komentar

Top Ads

Middle Ads 1

Middle Ads 2

Bottom Ads