Setelah menikah awal Maret 2022 lalu, artis Venna Melinda dan Ferry Irawan sering memamerkan kemesraannya.
Kini, Feni Rose kembali mengulik soal asmara Ferry Irawan setelah menikahi ibu Verrell Bramasta itu.
Diketahui, Ferry Irawan dan Venna Melinda akhirnya merasakan Ramadhan pertama sebagai pasangan suami istri.
Terlihat, mereka pun semakin lengket dan harmonis.
Seperti yang terlihat saat Venna Melinda dan Ferry Irawan menjadi bintang tamu di program Rumpi No Secret.
Venna tampil anggun dengan dress bernuansa hitam putih yang dipadukan dengan hijab berwarna coklat.
Sementara Ferry Irawan terlihat memakai baju koko bernuansa gelap.
Feni Rose selaku host memberikan beberapa pertanyaan kepada Venna dan Ferry.
Mulai dari menyangkut apartemen yang dijual hingga romantisme setelah menikah.
Venna pun menegaskan alasan jual apartemen bukan untuk bayar utang.
Ibunda Verrell Bramasta tersebut menyebut apartemen sengaja dijual untuk menambah biaya pembangunan rumah.
"Emang udah mau pindah dari tiga tahun lalu, aku pengen pindah ke rumah lagi. Athalla pengennya di rumah, enggak pengen di apartemen," ungkap Venna seperti dikutip TribunStyle.com dari YouTube TRANS TV Official, Sabtu 9 April 2022.
"Cuma waktu itu karena harus direnovasi jadi setahun didiemin dulu nah pas ada Abi coba deh, kalau Abi posting di Instagramnya pasti ramai, bener," katanya.
Postingan Ferry mengenai penjualan apartemen memang ramai dibanjiri komentar netter.
Tak sedikit yang nyinyir dengan menyebut mantan suami Anggia Novita itu hanya memanfaatkan Venna.
Kendati demikian, Ferry memilih santai.
"Setiap postingan yang nyinyir, kita cuma bisa ngucap alhamdulillah lagi ditransfer pahala," kata Ferry.
Feni Rose kemudian lanjut bertanya mengenai romantisme Ferry Irawan.
Ia penasaran benarkah kemampuan Ferry dalam merayu Venna begitu luar biasa.
"Fitnah atau fakta Venna Melinda, salah satu yang bikin kamu luluh sama Ferry itu karena Ferry kalau merayu luar biasa, bahkan sekarang rayuannya dalam bahasa Arab," tanya Feni.
"Fitnah, Abi tuh enggak ngerayu aja aku udah jatuh cinta," jawab Venna.
Feni menjadi penasaran mengenai merayu kemampuan Ferry.
Ia kemudian meminta aktor berusia 45 tahun itu untuk memberi contoh rayuan dalam bahasa Arab.
Mendengar hal itu, Ferry mengaku tidak bisa.
Venna pun meluruskan bahwa Ferry bukan merayu dalam bahasa Arab melainkan memberinya sebutan dalam bahasa Arab.
"Hah (bahasa) Arab? Enggak pernah," ujar Ferry kaget.
"Iya," kata Feny.
"Sebutannya aja, aku Humaira," sahut Venna.
Ferry kemudian membenarkan memanggil Venna dengan sebutan Humaira yang artinya kemerahan.
Ia memberi sebutan itu karena Venna memiliki pipi yang merah merona.
"Humaira karena dia pipinya kemerah-merahan," terang Ferry.
"Padahal pakai blush on," timpal Venna.
Simak video selengkapnya:
Bagaimana Semestinya Suami-Istri Saling Memanggil dalam Islam
Dengan sebutan apa Anda memanggil suami atau istri? Bapak-Ibu? Ayah-Bunda? Papa-Mama, Papi-Mami, Daddy-Mommy, Babe-Nyak, Abah-Ambu, Amang- Inang, atau Abi-Ummi?
Atau memanggilnya dengan sebutan Bang dan Dik? Atau malah namanya?
Ada beragam panggilan. Makin banyak lagi apabila sebutan dalam bahasa daerah dimasukkan ke dalam daftar.
Pertanyaannya, di antara semua panggilan itu, manakah yang terbaik dari kacamata Islam? Ternyata tak satu pun.
Tidak satu pun? Termasuk Abi dan Umi, yang identik dengan sapaan suami istri dalam bahasa Arab? Benar!
Satu artikel di Muslimah Corner, mengutip Ar-Raudhatul Murbi' Syarah Zadul Mustaqni' juz 3/195. Di sana dijelaskan, berdasarkan hadits yang diriwayatkan Abu Daud dengan sanad-nya dari Abu Tamimah Al-Juhaimi:
"Ada seorang laki-laki yang berkata kepada istrinya, 'Wahai Ukhti!', lalu Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam berkata, 'Apakah istrimu itu saudarimu?' Beliau membencinya dan melarangnya." (HR. Abu Daud: 1889)
Disebutkan pula, "Dan dibenci memanggil salah satu di antara pasangan suami istri dengan panggilan khusus yang ada hubungannya dengan mahram, seperti istri memanggil suaminya dengan panggilan 'Abi' (ayahku), dan suami memanggil istrinya dengan panggilan 'Ummi' (ibuku)."
Jika demikian sebutan-sebutan seperti ini dilarang? Haram? Tentu tidak. Dijelaskan bahwa hadits ini dhaif (lemah), karena pada sanad-nya adarawi yang majhul (tidak disebut namanya).
Dalam Syarah Sunan Abu Daud, yaitu Aunul Ma'bud: 5/93, dikemukakan bahwa haditsnya mudhtharrib (guncang), sehingga tidak bisa dijadikan dalil.
Lantas bagaimana? Di sejumlah daerah di Indonesia, kultur budaya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu, pastinya tidak dapat digerus begitu saja.
Namun untuk "amannya", akan lebih baik apabila sebutan-sebutan ini diikuti dengan nama anak.
Atau barangkali, antar suami dan istri memiliki panggilan sayang tersendiri, sebagaimana Rasulullah yang kerap menyapa istrinya, Aisyah Radhiallaahu 'anha, dengan nama dan tambahan sebutan Humaira (yang pipinya kemerah-merahan). Pilihan terpulang kepada Anda.
(*)
Posting Komentar