Kepergian Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah menjadi luka yang mendalam bagi keluarga besar mereka.
Sudah lebih dari 100 hari Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah meninggalkan keluarga dan putra semata wayang mereka, tapi kesedihan masih dirasakan terutama bagi orangtua.
Tampak tegar dan kuat di depan banyak awak media serta orang-orang sekitar, kerapuhan keluarga atas kehilangan pasangan muda itu diungkap oleh ibu Bibi Ardiansyah.
Dewi Zuhriati bongkar kondisi di balik ketabahan dan kekuatan yang selalu ditunjukkan di depan kamera.
"Sebenarnya kita itu tangguh di depan umum, mau gak mau tangguh, cuma kalau udah di rumah tinggal berdua, kita masih suka menangis sampai sekarang," ucap Dewi Zuhriati.
Diakuinya saat melihat video-video milik Vanessa Angel dan Bibi Ardianysah, dalam hati masih mempertanyakan takdir yang sudah terjadi.
Pasalnya keluarga kecil putra sulungnya itu sedang bahagia menjalani kehidupan bersama dengan buah hati mereka.
"Apalagi kadang kita lihat, video-video itu kita masih 'kenapa ya kok cepat banget ya dipanggil, seceria ini'," tuturnya mengungkapkan perasaan.
Sikap tegar yang selalu ditunjukkan oleh keluarga Bibi Ardiansyah di hadapan umum, bukan tanpa alasan.
Diungkapkan oleh ibunda Bibi Ardiansyah, jika dirinya tak ingin menjadi bahan perbincangan, tak dipungkiri ada saja yang membenci keluarganya.
"Jadi kalau dekat orang, kita malu jugalah (kalau sedih) ada juga yang suudzon, kita drama gitu, tapi sebenarnya berat banget," tuturnya lagi.
Mengingat masa liburan di Bali untuk pergantian tahun, suara Dewi Zuhriati mulai bergetar.
Pasalnya Bibi Ardiansyah kerap kali meminta orangtuanya untuk pergi berlibur, saat hari itu datang Dewi Zuhriati hanya bisa bersedih.
"kemarin kita jalan-jalan ke bali tahun baru, jadi sedih juga di situ, nih anak kita yang nyuruh kita jalan-jalan gak liat kita jalan-jalan nangis lagi," ucapnya, dikutip dari Orami Entertainment yang tayang pada Sabtu, 12 Februari 2022.
Bahkan kesedihan masih menyelimuti adik-adik dari Bibi Ardiansya, Dewi Zuhriati mengungkapkan kerap kali memergoki Fuji menangis di kamar.
"Begitupun ade-adenya, kalau kaya si Fuji, saya datang pagi-pagi ke rumah 'heh anak gadis belum bangun gitu kan, tau-taunya dia udah bangun, saya balik badannya matanya udah merah, saya peluk, kamu kok nangis? 'kangen ma sama kakak' gitu," katanya menceritakan.
"Jadi kita itu benar-benar masih hancur, hancur banget," tuturnya lagi, sambil membasuh air matanya.***
Posting Komentar