Ketegaran Suami yang Istrinya Meninggal gegara Balap Karung


Selayaknya peringatan HUT Kemerdekaan RI, lomba balap karung jadi hal lumrah di berbagai daerah. Lomba ini jadi salah satu lomba favorit yang dilakukan warga.

Lomba balap karung menghadirkan keseruan dan kemeriahan setiap tahunnya. Banyak yang sengaja ikut jadi peserta lomba demi turut memeriahkan suasana, termasuk saat memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Keseruan lomba balap karung ini pun hadir Kampung Gunung Bubut, Kelurahan Cipawitra, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasik, pada Rabu (17/8/2022). Sorak-sorai, gelak-tawa, dan kemeriahan begitu terasa di lokasi, termasuk saat balap karung dipertandingkan.

Namun, suasana mendadak berubah saat insiden yang sama sekali tak terbayangkan akhirnya terjadi. Seorang ibu muda jatuh tersungkur. Perempuan itu bernama Rini (29) yang baru dua bulan lalu melahirkan.

Saat itu, korban hendak menyelesaikan separuh perlombaan. Namun korban jatuh tersungkur. Seketika kepanikan terjadi di lokasi karena korban kehilangan kesadaran. Singkat cerita, korban sempat dibawa ke klinik, tapi nyawanya tak tertolong.

Duka jelas kini tertinggal di keluarga korban. Namun, sang suami korban berbesar hati. Ia sama sekali tak menyalahkan siapapun atas insiden yang merenggut nyawa istrinya itu.

"Suami korban dan pihak keluarga menyatakan menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak akan menuntut siapapun," kata Kapolsek Mangkubumi Iptu Hartono.

Rizki (32), suami Rini, mengungkap sempat melarang sang istri tidak mengikuti perlombaan. Sebab saat itu salah satu anak mereka sedang sakit. Rizki juga sedang sakit.

Selain itu, Rizki khawatir dengan kondisi sang istri. Sebab, ia baru saja melahirkan dua bulan lalu. "Saya sempat larang, jangan ikutan lomba," ucapnya.

Panitia dan warga setempat pun turut berempati atas apa yang menimpa keluarga Rini. Semua hadiah lomba dilelang dan hasilnya diserahkan kepada keluarga Rini. Hal ini diapresiasi Lurah Cipawitra Tata Tahyadi.

Meski nilai dari hasil lelang itu tak besar, tapi langkah yang diambil panitia dan warga patut diacungi jempol. Apalagi, kegiatan perlombaan dihentikan.

"Namanya di kampung, hadiahnya ya seadanya saja. Tapi keputusan panitia itu harus diapresiasi," ungkap Tata.

Ia sendiri menyesalkan insiden itu terjadi. Namun, semua sudah terjadi dan tak ada satupun yang berharap insiden itu benar-benar terjadi hingga merenggut nyawa. Hal ini jadi pelajaran untuk ke depan.

Baca juga:
Pesan Suami Sebelum Balap Karung Tewaskan Istri
Sementara terkait korban yang meninggalkan tiga anak kecil, Tata akan berusaha memberikan bantuan dari pemerintah.

"Sudah kami urus KIP (Kartu Indonesia Pintar) untuk anak-anak korban. Kami dari pemerintahan setempat akan berusaha memperhatikan keluarga korban yang ditinggalkan," jelas Tata.
Bagikan:

Posting Komentar

Top Ads

Middle Ads 1

Middle Ads 2

Bottom Ads