Saritem tak cuma pusat prostitusi yang berdiri sejak Kolonial Belanda hingga ditutup pada 2007. Ada cerita tentang asal-usul nama 'Saritem'.
Ferdian Achsani dalam Salingka, Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra Volume 17 Nomor 1 Edisi Juni 2020 (salingka.kemdikbud.go.id) menulis tentang salah satu cerita yang terkenal tentang Nyai Saritem. Ia menggambarkan Saritem sebagai seorang gundik seorang pembesar Belanda.
Saritem diambil dari nama Sari Iteung. Ia diminta mencari gadis-gadis muda sebagai teman kencan tentara Belanda yang lajang.
"Dari bisnis Saritem tersebut sehingga dapat dipahami bahwa perempuan sangat tertindas karena ia tidak memiliki harga diri dan dianggap sebagai pemuas nafsu," tulis Ferdian.
Budayawan Budi Dalton justru melihat Nyai Saritem dari sisi berbeda. Menurutnya, Saritem justru berupaya menyelamatkan gadis-gadis yang terjebak prostitusi agar bisa pulang.
Sebagai penghargaan atas jasanya, Saritem diabadikan dalam bentuk jalan yang bisa diakses dari arah Gardujati mau pun dari Jl Jenderal Sudirman.
Ia menyebut, Nyi Mas Ayu Permatasari merupakan istri dari seorang Belanda dan tinggal di daerah Kebon Tangkil Bandung, daerah sekitar eks lokalisasi Saritem sekarang. Budi menyebut, Nyai Saritem merupakan wanita yang terhormat.
"Pelacur dari tahun 30-an suka ada di situ, pelacur itu ikut kerja di ibu itu. Tapi pelacur itu saat nyuci suka curhat, 'saya tuh sebetulnya tidak mau bekerja di sini, tapi si germo itu bilang ke ibu saya kerja di mana, tahunya di mana," tutur Budi dalam THE SOLEH SOLIHUN INTERVIEW: BUDI DALTON yang tayang di Youtube 13 Januari 2020.
"Sehingga namanya dijadikan nama jalan karena beliau itu banyak jasanya, kan tidak mungkin nama cewek enggak bener dijadikan nama jalan, dijadikan nama jalan juga pasti karena dia pelaku sejarah gitu atau pejuang, tapi ini penelitian belum selesai," ujar Budi.
Nyai Saritem digambarkan sebagai sosok wanita berparas cantik bersanggul dan ayu berkebaya ala wanita Jawa tempo dulu. Fotonya pun banyak bertebaran di internet.
Budi mengatakan, Saritem lahir di Parakanmuncang Sumedang 1840 dan meninggal di Bandung 1920. Budi pun meyakini bahwa foto wanita ayu berkebaya yang beredar di internet adalah benar Nyai Saritem atau Nyi Mas Ayu Permatasari.
Sumber : detik.com
(*)
Posting Komentar