Desy Ratnasari memberikan tanggapan mengenai Lesti Kejora yang mencabut laporannya terhadap Rizky Billar atas kasus KDRT. Lesti Kejora diduga terkena stockholm syndrome akibat dirinya mencabut laporan KDRT tersebut.
Desy Ratnasary pun menjelaskan bahwa stockholm syndrome dapat terbentuk dari hubungan yang tak sehat. Meskipun begitu, korban tetap merasa jika hubungan tersebut sehat.
"Relasi yang menurut kita nggak sehat, menurut dia dan mereka berdua sehat dan ini terbentuknya karena ada intensitas, ada pujian, ada perlakuan baik, menyenangkan, membahagiakan, tapi di sisi lain, abuse," tutur Desy Ratnasari dalam sebuah unggahan akun gosip @lambeee.pedes.
Desy Ratnasari pun menyarankan agar Rizky Billar dan Lesti Kejora sebaiknya pergi ke psikolog untuk memperbaiki permasalahan mereka. Desy Ratnasari juga merasa Lesti Kejora berusaha untuk keluar dari jeratan stockholm syndromenya.
"Biasanya kalau kata teman saya, stockholm syndrome itu dua-duanya pelaku dan korban harus berada dalam posisi setara, mereka sama-sama harus mengalami depresi, stres, dan mental ilness yang sama. Jadi baiknya mereka datang ke psikolog untuk melihat dan memperbaiki relasi mereka," jelas Desy Ratnasari.
"Saya justru melihat hal lain bahwa bisa jadi kemarin Lesti melaporkan itu karena dia memiliki kekuatan untuk melepaskan diri, tapi mungkin ketika dia sudah mengalami proses pelaporannya sampai akhirnya suaminya dijadikan tersangka, lalu kemudian dia mulai menilai, menganalisa dirinya sendiri, 'kok aku di sini, kok aku begitu'," sambungnya.
Desy Ratnasari merasa keputusan Lesti Kejora mencabut laporannya terhadap Rizky Billar karena ia merasa harus tetap bersama sang suami.
"Mungkin saja bisa jadi terjadi pemikiran itu yang membuat dia merasa harus kembali kepada jalurnya yang lama yang membuatnya merasa nyaman, yaitu bersama suaminya," pungkasnya.
Sontak saja penjelasan Desy Ratnasari itu menuai beragam komentar warganet. Bahkan tak sedikit dari mereka yang kagum dengan pemikiran Desy Ratnasari yang cerdas.
"Pinter bgt teh dessy bahkan penyampaiannypun ga pake emosi hingga mudah dipahami...berilmu itu begini...beliau klo ga salah jg kuliah psikologi..tp beda bgt sama yg katanya doktor psikolog yg ono suka nimbrung yg viral viral klo ngomng kayak org mau perang," komentar @dhio***.
"Keliatan berpendidikan sekali kan, itulah fungsinya perempuan berpendidikan.., untuk lebih bijak melihat apapun," ujar @yusma***.
"Cerdas banget dan cara penyampaian nya sangat mudah dimengerti," imbuh @ctm***.
Sekadar informasi, Stockholm syndrome merupakan gangguan psikologis pada korban penyanderaan yang membuat mereka merasa simpati dan memiliki ikatan emosional kepada pelaku.
Posting Komentar