Kisah Rul Tanjung, Tukang Setrika Arang di Padang yang Sukses Kuliahkan 3 Anaknya Hingga Sarjana

Umur boleh tua. Namun semangat tidak boleh pudar. Begitulah ungkapan yang sesuai untuk pria yang akrab disapa Rul Tanjung (62). Dia merupakan satu-satunya seorang penyedia jasa setrika arang di Kota Padang, Sumatera Barat yang masih bertahan hingga kini.

Meski sudah terbilang kuno, nyatanya keterampilan itu dijadikannya sebagai mata pencarian yang sudah ditekuninya sejak 1991 silam. Tujuannya demi menghidupi istri dan tiga orang anaknya.


Kedai yang dikontraknya berada pada lantai dua Padang Theater, Pasar Raya Padang. Hanya berukuran kurang lebih 3x2 meter yang buka setiap hari. Saat ditemui merdeka.com, tangannya tampak cekatan mengambil dan meletakkan celana yang digosok, kemudian melapisinya dengan kain. Sesekali juga dikasih dengan percikan air.

" Sesekali kain yang digosok akan dilampisi dengan kain dan kemudian dikasih percikan air, setrika terbuat dari kuningan yang kemudian di dalamnya dikasih arang tempurung. Berat setrika kurang lebih 4 kilogram." tuturnya dikutip dari merdeka.com.

Katanya, alasan bertahan hingga kini mengunakan setrika arang karena alat yang digunakan sederhana dan tidak bergantung pada listrik.

" Alatnya sederhana, dan juga baju yang digosok lebih rapi, arang ini juga menjadikan baju lebih harum," katanya yang jarak tempuh dari rumahnya ke tempat dia bekerja kurang lebih satu jam dengan mengunakan sepeda motor.


Rul bercerita dari penghasilan yang diperoleh, dia mampu menghidupkan istri dan dan mengantarkan ketiga anaknya menjadi sarjana.

Deretan Potret Lucu Soleh, Kucing Kantor Pajak Serpong yang Berposisi sebagai 'Penuluh Ahli Meow'
" Dari dulu saya menguliahkan anak dengan penghasilan bekerja sebagai setrika arang. Dulu pengahasilan lumayan, kalau sekarang sudah susah karena orang pada punya setrika listrik," katanya.

Meskipun anaknya sudah bekerja, Rul Tanjung mengaku tidak ingin berhenti dari pekerjaannya.

" Selagi kuat Bapak akan bekerja, kalau dikasih uang sama anak tentu kita terima," ujarnya sembari menggosok pakaian.


Selama menekuni pekerjaan, suka duka telah ia lewati. Dukanya ketika arang mengenai pakaian yang digosok kemudian rusak. Ia mengaku pernah mengganti pakaian pelanggan yang rusak. Selain itu, tidak ada satupun pelanggan dalam sehari juga pernah dirasakan pria 62 tahun itu.

" Apabila tidak hati-hati arang ini akan jatuh mengenai pakaian, jika pelangan minta diganti tentu harus kita ganti. Namun kadang ada yang kasihan, dan mereka mengiklaskan saja pakai yang rusak," tuturnya.

Untuk pembayarannya dihitung berdasarkan helai pakaian serta tergantung bahannya.

" Satu celana panjang bisa Rp3.000-Rp10.000. Kebanyakan rata-rata itu Rp4.000," tuturnya.


Pelangannya kebanyakan berasal dari tailor di Kota Padang, yang setiap harinya ia menghabiskan 2 kilogram arang. Dulu ia sudah mencoba mencari pekerjaan lain yang penghasilannya lebih banyak dari pada menjadi penyedia jasa setrika arang, namun tidak bertahan lama.

" Dulu itu sudah pernah Bapak coba berjualan pakaian, namun tidak berhasil," tuturnya.

Dahulu penyedia jasa setrika arang di Kota Padang ada tiga orang, namun sekarang mereka berhenti karena sepinya pelanggan.

" Saat ini mungkin bapak satu-satunya yang masih bertahan hingga sekarang," imbuhnya.
Bagikan:

Posting Komentar

Top Ads

Middle Ads 1

Middle Ads 2

Bottom Ads