Hasil jalani 3 terapi dan dapat istri orang Jawa, Ahok ngaku sudah tak suka marah-marah: Saya udah berubah


Ketika masih menjabat sebagai Wakil Gubernur dan Gubernur DKI Jakarta, Ahok kerap dikritik karena tutur katanya yang dianggap kasar.

Dulu, laki-laki bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama ini memang beberapa kali nampak marah-marah di depan publik.

Salah satu momen yang sempat disoroti adalah ketika Ahok marah besar hingga menggebrak mobil dinasnya pada tahun 2015 silam.

Ketika itu, Ahok beradu mulut dengan seorang laki-laki bernama Khaerudin terkait sengketa lahan.

Namun, kini Ahok mengaku sudah berubah dan tak suka marah-marah lagi. Hal ini ia sampaikan saat diwawancarai oleh Kaesang Pengarep dan Kiki Saputri.

“Saya udah berubah sekarang,” katanya, sebagaimana dikutip Hops.ID dari kanal YouTube Kaesang Pengarep by GK Hebat pada Selasa, 10 Oktober 2023.

Ahok yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina mengaku sedang menjalani tiga terapi penguasaan diri.

Ketiga terapi yang ia maksud, yaitu belajar golf, belajar piano, dan juga belajar menulis huruf Mandarin.

“Saya ini lagi ikut terapi. Saya lagi ikut tiga terapi penguasaan diri. Satu, belajar main golf, masih delay. Nah, yang kedua belajar main piano,” ungkap Ahok.

“Kalau Golf kan muscle memory, piano tuh finger memory kan. Ah, yang ketiga, saya belajar tulis Mandarin. Bisa ampe stroke, ya mesti sabar kan. Itu terapi,” sambungnya.

Namun, ternyata bukan hanya tiga terapi penguasaan diri itu yang membuat Ahok kini lebih sabar dan tak suka marah-marah.

Ahok menyebut istrinya Puput yang orang Jawa juga membawa pengaruh baik terhadap kemampuannya mengontrol emosi.

“Kalau kata ibu saya ada bonus satu lagi. Dapat istri orang Jawa. Kalau kita ngegas sedikit, ‘Kok ngegas?’ ‘Ngegas gimana? Udah turun 90% nih,’ gua bilang,” katanya lalu tertawa.

Ahok mengenang bahwa dulu ia memang kerap marah-marah hingga ditegur oleh Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri.

Joko Widodo (Jokowi) juga bahkan sampai pasrah karena Ahok yang kerap tak mampu mengontrol tutur katanya.

“Bapaknya (Jokowi) selalu katakan, termasuk Bu Mega bilang, ‘Beli selotip, selotip ajaib, lem itu mulut. Tapi kata bapaknya Mas Kaesang, ‘Iya, selotipnya baru satu hari lepas lagi’,” kata Ahok.

Namun, Ahok kini menyadari kesalahan yang ia lakukan selama dulu menjabat di Pemerintahan DKI Jakarta.

Dulu, ia telah melakukan dua hal yang perlu dilakukan pejabat, yakni melayani dan menjawab masyarakat.

Akan tetapi, Ahok menyadari belum melakukan satu hal yang juga sangat penting, yaitu berkata-kata baik kepada rakyat.

“Saya bilang, saya udah lakukan serve the people, serve them, melayani mereka, sudah saya lakukan. Yang kedua, answer them, saya jawab semua SMS, WA, semua. Ketemu orang, saya jawab,” kata Ahok.

“Yang ketiga yang belum saya lakukan dulu, apa? Speak good words to them. Nah, jadi saya bilang kamu call centre, itu yang saya lagi belajar, kamu mesti gunakan kata-kata yang baik. Melayani orang, menjawab orang, speak good word to them yang nggak ada,” lanjutnya.

Belajar bermain golf, piano, dan menulis huruf Mandarin pun sangat membantu Ahok dalam menahan diri.

Perlahan, Ahok memasuki fase di mana ia cepat dalam mendengarkan orang, tapi lambat untuk berkata-kata.

“Nah, golf itu termasuk piano itu, kita betul-betul latih nahan. Jadi kita akhirnya masuk satu fase begini, cepat mendengar, tapi lambat untuk berkata-kata, apalagi untuk marah,” ungkapnya.***

Bagikan:

Posting Komentar

Top Ads

Middle Ads 1

Middle Ads 2

Bottom Ads